Belajar Ikhlas: Yakinlah Masalah yang Anda hadapi itu sementara….
January 25th, 2011 by
Salam Sahabat dan Salam Saudara,
Dunia itu fana, selalu berganti waktu demi waktu, pagi – siang – sore – malam dan jadilah keesokan harinya. Kadang tertawa, berganti sedih, tersenyum, gembira, menangis hingga bengong. Semua selalu berganti.
Demikian juga dengan masalah kehidupan maupun penyakit kehidupan. Semua masalah muncul karena satu paket bagian dari apa yang telah kita minta sebelumnya kepada Sang Kuasa, baik yang disadari maupun tidak disadari.
Kepinginan punya pasangan hidup…dan terus terakumulasi menjadi keinginan kuat, ternyata kemudian…keinginan ini menarik elemen yang sama-sama kepingin mencari pasangan. Dan bertemulah frekuensi yang selaras ini. Jadilah dua orang bertemu.
Do’a tanpa disadari telah terjadi, tentu diiringi dengan pasangannya yaitu ujian dan masalah. Mulailah memikirkan uang untuk biaya pernikahan. Lalu keinginan itu pun terjadi lagi. Dan muncullah masalah selanjutnya, tempat tinggal, peralatan rumah, dapur, kebutuhan rumah tangga dan seterusnya tiada habisnya hingga kelak kepinginan punya anak dan muncul ujian menghidupi anak tersebut.
Sebagaimana waktu selalu berganti, pagi – siang – sore – malam dan berganti waktu. Masalah kehidupan ibarat kita mendapat teriknya siang hari. Kalau ikhlas menerima ujian teriknya siangnya tersebut, maka hari akan berganti sore dan malam. Namun kalau belum ikhlas juga, penderitaan teriknya siang tetap dirasakan hingga malam bahkan walau sudah berganti hari. Tetap merasakan teriknya siang.
Yakinlah, masalah keuangan Anda, ditipu orang lain, penyakit yang sedang diidapnya itu adalah sementara yang semuanya diizinkan oleh Sang Kuasa. Terimalah ujian itu, ucapkan saja kepada Sang Kuasa bahwa “diri ini ikhlas menerima dan menjalani semua ujian tersebut, tanpa prasangka”.
Tanpa prasangka emosi, mengeluh, komentar, interupsi, lenyapkan semuanya dengan kegembiraan – kelapangan hati, bahwa itu semua sudah bagian dari ketetapan skenarioNya untuk berlanjut ke skenario baru.
Anda sedang kena penyakit baik medis, maupun non medis (gangguan sihir, jin), terima saja ikhlaskan, karena semua pasti ada umurnya. Ujian itu adalah MAKHLUK yang ditugaskan sementara waktu, ada massanya dia akan kembali.
Namun ketika kita mengeluh bahkan emosi kepada kepada ahli supranatural, siapa yang bikin penyakit ini, siapa orangnya. Jadilah ujian itu berkepanjangan.
Anda emosi, kepada siapa yang telah menipu dan membangkrutkan usaha, maka jadilah ujian itu berkepanjangan.
Apapun yang menguji kita adalah karena izin Sang Kuasa. Yang mengirim virus, bakteri, atau mengutus orang pinter menyihir menjadi penyakit adalah Sang Kuasa.
Kalau tanpa izin DIA, semua tidak akan pernah terjadi.
Juga yang mengutus seseorang menipu usaha, membangkrutkan sehingga habislah harta Anda, menderitalah keluarga, adalah juga Sang Kuasa.
Saya selalu menyebutnya: begitulah Sang Kuasa kalau sedang bersenda gurau. Hadapi semua dengan senda gurau juga. Dunia hanya senda gurau. Selalu berganti peran dan situasi.
Semua ujian itu akan segera usai, bila kita tetap tentram, cool, biasa aja, bahwa ini cuma senda gurau…ujian sementara untuk skenario berikutnya. Ikhlaskan dan jalani.
Ngomong sih mudah, memang. Inilah seninya dan sulitnya, rahasia IKHLAS.
Penyakit yang harusnya cuma jatuh tempo 2 minggu, gara-gara mengeluh, emosi, gak terima, gak sembuh-sembuh walau sudah tebus 3 x obat seharga 600 ribuan belum juga tuntas. Ternyata kontrak penyakit jadi diperpanjang sesuai do’a yang tidak kita sadari dari Kesalahan Mental Attitude itu (emosi, mengeluh, tidak ikhlas, marah-marah). Kontrak Penyakit otomatis diperpanjang oleh permintaan yang tidak kita sadari. Akhirnya jadilah bulanan, tahunan, gak sembuh-sembuh dan terus kambuh.
Ikhlas menerima dan menjalani ujian adalah bukan suatu hal mudah, namun BISA sekali.
Berkomunikasilah diri dengan Sang Kuasa, bahwa demi NamaNya lah kita ikhlas menerima dan menjalani UJIAN SEMENTARA ini. Hamba Terima wahai Sang Kuasa.
Dan berkomunikasilah dengan penuh kasih sayang kepada wujud ujian tersebut. Dengan penyakit, disapa dengan hormat. “Wahai penyakit, saya yakin engkau diutus Sang Kuasa untuk berdampingan dengan diri ini di badan ini untuk SEMENTARA WAKTU. Saya ikhlas engkau berada di badan ini…. kalau sudah selesai tugasmu, saya do’akan engkau kembali dengan selamat. Saya ikhlas engkau menjalani tugasmu”
Menyapa dengan penuh kasih sayang, saudara kandung karena berada di satu badan. Dan sambil diusap-diusap penuh persaudaraan sebadan.
Sesungguhnya mahluk penyakit ini akan segera menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Juga mahluk ujian lain, sepert penderitaan, hutang, dan lain-lain.
Inilah rahasia The Power of Ikhlas, agar semua ujian itu selesai sesuai waktunya, dan berganti dengan kegembiraan. Habis gelap terbitlah terang.
Kalau sudah terlanjur, masalah diperpanjang otomatis, gara-gara Anda dendam kesumat pada seseorang yang menipu lalu emosi dan terjadi hura-hara, akhirnya Anda sendiri masuk ke jurang lebih dalam. Banyak yang tidak bisa bangkit ketika bangkrut karena selalu penuh penyesalan, dendam, dan putus asa. Namun banyak yang bangkit, ketika mampu menerima itu semua dengan lapang.
Solusinya adalah Introspeksi, The Power of Introspeksi.
Chip kesalahan mental attitude ini tidak ikhlas menerima, mengeluh, putus asa, dan sebagainya itulah yang harus kita ikhlaskan. Melenyapkan semua memory rekaman peristiwa ketidakikhlasan tersebut dari seluruh badan kita, agar kembali seperti semula. Akhirnya membiarkan semua skenario berjalan sebagaimana mestinya saat kita menerima ujian tersebut.
Banyak orang yang berumur muda, namun sudah banyak variasi kehidupan, warna kehidupan yang menjadikannya seperti orang tua sepuh yang bijak.
Namun banyak orang tua, yang masih seperti anak muda, dan tetap terperosok dalam jurang makin dalam dengan perilaku yang belum bisa dewasa.
Ikhlas menjadikan hidup semakin berwarna, bersenda gurau semakin penuh makna. Menjalani ketetapan Tuhan apa adanya,
Hidup adalah anugerah.
Tetap jalani hidup ini
Dan lakukan yang terbaik, bermanfaat.
Berbuat kebajikan kepada siapapun, tanpa syarat apapun
Selengkapnya...
Doa dan Harapan
Subscribe to:
Posts (Atom)